Sebelum Allah menjadi tuhan, dia menelek dzatnya sendiri dengan tilikan jalal dan jamal…
Setelah Allah menjadi tuhan, dia bermadah: “AKU ADALAH PERBENDAHARAAN TERSEMBUNYI, AKU INGIN DIKENAL MAKA AKU JADIKAN MAHLUK, SUPAYA MEREKA ITU MENGENALIKU”
Jika rasa pengenalan itu tiada, maka apa ISI KHASANAH PERBENDAHARAAN itu tidak akan bisa diketahui, maka ianya menjadi wajib, jika tidak AYAN SABITAH itu akan terpendam buat selama lamanya, inilah isi perbendaharaan itu:
“BILA TUHAN MENJADIKAN ADAM, DIA MENURUNKAN AKU DALAM DIRINYA (Adam), DIA MELETAKAN AKU DALAM NUH SEMASA DIDALAM BAHTERA DAN MENCAMPAKAN AKU KEDALAM API DALAM DIRI IBRAHIM, KEMUDIAN MELETAKAN AKU DALAM DIRI YG MULIA MULIA DAN MEMASUKAN AKU KEDALAM RAHIM YG SUCI SEHINGGA DIA MENGELUARKAN AKU DARI KEDUA IBU-BAPAK KU, TIADA PUN DARI MEREKA YG KELUAR”
(Hr. Hakim, Ibn Abi ‘Umar Al ‘Adani).
(Hr. Hakim, Ibn Abi ‘Umar Al ‘Adani).
Maka dari itu ahli marifat bertasbih dengan rahasianya dikedalaman hakikat kesucian pikiran dalam wilayah keajaiban Alam malakut dan kelembutan Alam jabarut…
Sementara sang salik bertasbih dengan dzikirnya dalam lautan qolbu…
Sang murid bertasbih dengan qolbunya dalam lautan pikiran…
Sang pencinta bertasih dengan ruhnya dalam lautan kerinduan…
Sang arif bertasbih dengan sirr-nya dalam lautan Alam ghaib…
Dan orang shiddiq bertasbih dengan kedalaman sirr-nya dalam rahasia cahaya yg suci yg beredar diantara berbagai makna asma asma dan sipat sipatnya disertai dengan keteguhan didalam silih bergantinya waktu…
Dan hamba Allah bertasbih dalam lautan pemurnian dengan kerahasiaan sirr al asrar dengan memandangnya dalam ke’baqa’anNya…
Sementara sang salik bertasbih dengan dzikirnya dalam lautan qolbu…
Sang murid bertasbih dengan qolbunya dalam lautan pikiran…
Sang pencinta bertasih dengan ruhnya dalam lautan kerinduan…
Sang arif bertasbih dengan sirr-nya dalam lautan Alam ghaib…
Dan orang shiddiq bertasbih dengan kedalaman sirr-nya dalam rahasia cahaya yg suci yg beredar diantara berbagai makna asma asma dan sipat sipatnya disertai dengan keteguhan didalam silih bergantinya waktu…
Dan hamba Allah bertasbih dalam lautan pemurnian dengan kerahasiaan sirr al asrar dengan memandangnya dalam ke’baqa’anNya…
Disamudra inilah aku akan tenggelam…
Dalam laut kerinduan yg bergelora…
Menciptakan riak riak gelombang yg dalam…
Lautan kerinduan ini…
Adalah pintu memasuki hamparan samudra kerahasiaan…
Dalam laut kerinduan yg bergelora…
Menciptakan riak riak gelombang yg dalam…
Lautan kerinduan ini…
Adalah pintu memasuki hamparan samudra kerahasiaan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar