Kamis, 01 Maret 2018

Jalan Ma'rifat


Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi dan akhlak nubuwah (kenabian), dan mencakup secara keseluruhan tentang jalan sufi dalam melewati maqom dan ahwal tertentu. Setelah ia tersucikan jasmaniahnya, kemudian melangkah kepada aktivitas aktivitas, yang meliputi:
Pertama, tazkiyah an-nafs atau pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat terpuji dan malakuti.
Kedua, tashfiyah al-qalb, pensucian kalbu. Ini berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan, serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata.
Ketiga, takhalliyah as-Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah.Keempat, tajalliyah ar-Ruh atau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya.
–        Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh manusia.
–        Sadrun = (Latifah al-nafs) sebagai unsur jiwa.
–        Qalbun = (Latifah al-qalb) sebagai unsur rohaniah.
–        Fuadun = (Latifah al-ruh) Unsur rohaniah.
–        Syagafun = (Latifah al-sirr) unsur rohaniah.
–        Lubbun = (Latifah al-khafi) unsur rohaniah.
–        Sirrun = (Latifah al-akhfa) unsur rohaniah.
Hal ini diperkuat dengan firman Allah SWT dalam hadist qudsi:
“Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada sadrun (dada), di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi fu’ad (jujur ingatannya), di dalamnya pula ada syagaf (kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun (merasa terialu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun (mesra), sedangkan di dalam sirrun ada “Aku”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar