Sahabat Am..
Dalam petikan akhir kitab barencong telah jelas disebutkan ;
Tidak ada maujud di dalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada maujud dengan sendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya.
Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa alam ini madjhor(kenyataan) ujud Allah Ta’ala jua. Maka nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada ujud Allah Ta’ala yang hakiki dan fana dibawah ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam adalah satu. Insan kamilpun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
Disebut dalam hadis qudsy ;
Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku. Dan aku
naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang bernama itu AKIDAHKU, RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup yang tiada mati-mati yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah yang hawas lagi tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan akulah yang maha bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan
maha pengasih ddan maha penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku.
Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk pribadi kita sendiri. Beranikan dalam soal ini dan jangan takut dan jangan
gentar, Tuhan beserta kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang sedikit atau golongan FIAHQALILLAH sedikit tapi bermutu.
Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belum lagi sampai kepada derajat haqiqat, ilmu dan ma’rifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang dinamakan Allah itu adalah : af’alnya, dan yang disebut Rasul- rasul itu ya Muhammad, dan Muhammad itu sebenarnya adalah cahaya kita jua. Maka
jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah. Bukti nyata dalil qur’an mengatakan : bahwa Tuhan
Allah itu kuasa menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru hidup kita
pribadi berasal dari yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di dunia dan di akhirat dan tiada pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa bergeser dalam keadaan kenyataan sejati.
Itulah dia kesempurnaan hidup. Dan tiada merasa apa yang terang cahaya jauh dipandang.
Hendak mendekat dalil dan menaruh dibelakang. Penyeberang dari anak dan dalil menang terlarang.
Hati rindu tidak tidak diperdulikan.
Biar bahaya, terus berjuang..
Qur’an dan hadits khusus pedoman.
Dalam petikan akhir kitab barencong telah jelas disebutkan ;
Tidak ada maujud di dalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada maujud dengan sendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya.
Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa alam ini madjhor(kenyataan) ujud Allah Ta’ala jua. Maka nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada ujud Allah Ta’ala yang hakiki dan fana dibawah ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam adalah satu. Insan kamilpun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
Disebut dalam hadis qudsy ;
Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku. Dan aku
naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang bernama itu AKIDAHKU, RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup yang tiada mati-mati yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah yang hawas lagi tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan akulah yang maha bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan
maha pengasih ddan maha penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku.
Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk pribadi kita sendiri. Beranikan dalam soal ini dan jangan takut dan jangan
gentar, Tuhan beserta kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang sedikit atau golongan FIAHQALILLAH sedikit tapi bermutu.
Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belum lagi sampai kepada derajat haqiqat, ilmu dan ma’rifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang dinamakan Allah itu adalah : af’alnya, dan yang disebut Rasul- rasul itu ya Muhammad, dan Muhammad itu sebenarnya adalah cahaya kita jua. Maka
jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah. Bukti nyata dalil qur’an mengatakan : bahwa Tuhan
Allah itu kuasa menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru hidup kita
pribadi berasal dari yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di dunia dan di akhirat dan tiada pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa bergeser dalam keadaan kenyataan sejati.
Itulah dia kesempurnaan hidup. Dan tiada merasa apa yang terang cahaya jauh dipandang.
Hendak mendekat dalil dan menaruh dibelakang. Penyeberang dari anak dan dalil menang terlarang.
Hati rindu tidak tidak diperdulikan.
Biar bahaya, terus berjuang..
Qur’an dan hadits khusus pedoman.
Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas menurut qur’an tiada seorang makhluk sanggup menghalang
jangan peduli ocehan orang sebagai penghalang memuji Tuhan.
Yakin dan bulat didalam bulan, menunjukkan Tuhan khalikul alam.
TUHAN ALLAH ADA BERPERI
SETIAP INSAN HARUS DIBERI
ASAL TUAN SUDI MENCARI
TUHAN ALLAH DIDALAM DIRI
Demikianlah mengenai haqiqat semata ini, semoga kita dapat mendalaminya.InsyaAllah.
jangan peduli ocehan orang sebagai penghalang memuji Tuhan.
Yakin dan bulat didalam bulan, menunjukkan Tuhan khalikul alam.
TUHAN ALLAH ADA BERPERI
SETIAP INSAN HARUS DIBERI
ASAL TUAN SUDI MENCARI
TUHAN ALLAH DIDALAM DIRI
Demikianlah mengenai haqiqat semata ini, semoga kita dapat mendalaminya.InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar